2014-06-14_18:49:29
Mengingat pengalaman ini membuat saya menjadi sangat terpukul, merasa bersalah.
Pulang dari Tunjungan Plaza, Shabila masih belum tidur, dan beberapa temannya Shabila dating kerumah.
Sebelumnya BUnda mendapat pesanan dari Abi agar di masakkan ceker presto,
Sesekali Bunda mendengar Shabila bermain dengan teman temannya diruang tamu.
Karena tidak terdengar suara apapun Bunda panggil Shabila ke dapur.
Presto ceker sudah selesai, dan Bunda mulai meniriskan kaldu ceker dimangkok.
Dan mulai mencuci perkakas bekas memasak.
Bunda melihat Shabila menarik mangkok biru yang di tempatkan diatas kompartemen didapur.
Dan Shabila menangis menjerit tidak seperti biasanya, sangat pilu.
Aku masih bingung apa yang terjadi.Baju bagian dadanya basah.dan Bunda lihat dibalik baju
Ada kulit ari yang mulai terkelupas, baju shabila segera aku lepas dan aku guyur memakai air kamar mandi.
Aku masih ingat aku masih sempat mengganti popoknya.
Segera aku bawa ke RS diantar keponakanku Lina.
Taksi yang biasanya aku lihat begitu banyak, kami menunggu sekitar 10 menit dan bingung.
Bunda jika ini terjadi kepada anak Bunda:
1. Sebisa mungkin jauhkan barang berbahaya dari jangkauan anak anak.
2. Sediakan peralatan P3K, salep anti bakar wajib disediakan dirumah.
3. Jika ini terjadi terhadap anak Bunda, jangan panik,bersihkan menggunakan air mengalir, tapi jangan menggunakan air es.
4. Selanjutnya bawa ke IGD jangan mencoba membersihkan sendiri, karena dikhawatirkan akan membuat infeksi atau luka bertambah parah.
5. Jangan ditutup luka dengan sembarangan.
6. BErsihkan pinggiran luka dengan alcohol.
7. Bawa ke dokter secara berkala sampai dokter kulit.
Didalam taksi Bunda mencoba menghubungi Abi,dan sesampainya Abi diRS, Abi lemas dan hampir pingsan.
Bunda sungguh tidak tega.
Proses di Rumah Sakit:
1. Masuk UGD
2. Oleh pihak UGD diminta registrasi.
3. Registrasi selesai ke UGD dan di tanyakan kronologi terjadinya luka, jika kena air panas saja peluang rentan infeksi kecil, itu berbeda dengan kena minyak atau kaldu.
4. Setelah itu,dibersihkan dengan cairan dingin.
5. Kassanya semacam digosok ringan diatas luka dan di pinggiran luka, jangan sampai ada benang atau kulit mati yang tertinggal.
6. Sulfathur, diberi kasa basah yang sudah ada salepnya.
7. Kemudian luka ditutup dengan kassa kering dan di plester.
8. Untuk menghindari badan panas , Shabila waktu itu diberi obat panas yang diberikan lewat belakang.
9. Setelahnya diminta menebus obat pereda nyeri.
Ini seperi mimpi buruk, sampai sekarang Shabila jika diajak ke dapur takut.dan bilang” anas..anas” sambil menunjuk dadanya yang sakit.
Pelajaran yang sangat berharga, hati hatilah dalam menjaga toddler, mereka sangat aktif dan kita jangan sesekali “nyambi” jika belum berpengalaman.
Cepet sembuh ya Nduk
Terimakasih teman teman Huawei sudah datang ke rumah Shabila.
Bukan karena hadiah yang dibawa, sudah menyempatkan datang sudah bersyukur.Lihat, Shabila tidak nampak seperti orang sakit, lari lari kesana kemari.
Seminggu pasca sudah kejadian ini, ternyata Shabila tangannya kesilet pager bamboo, kerudung Bunda mulut sampe netes darah.Bunda bingung.
Ceritanya Bunda sama Abi sudah ada dirumah pulang kerja, dan Shabila main di gang sebelah . Bunda mau naro hape di dalam rumah, dan tidak lama Shabila sudah menangis histeris.
Bunda lari, dan benar, tangannya sudah meneteskan deras darah.Bunda pikir cukup dihansaplast saja.Memang darahnya sudah berhenti.
Ke esokannya aku lihat ada rambut yang nyelip didalam plester,karena Bunda tidak tega, Bunda menyuruh Abi untuk membuka, dan benar,darah mengalir lagi.
Dan kami pun ke UGD lagi, menurut dokter harusnya di jahit, namun karena terlambat (lebih dari 6 jam) jaringan kulit sudah berubah dan metode penyembuhannya berbeda.
Di bebat, setelah dibersihkan, diberi salep dan diberi kasa.
Dokternya sampai hapal, beliau mengira kami check luka bakar.Dan itu, saya tidak kuat melihat Shabila menangis saat dibersihkan lukanya.
Selang 2 hari itu Shabila kejedot.Rasanya saya menyerah.Hiks.Atas saran Ibu , kami membeli jajan pasar untuk diberikan ke teman teman Shabila.